Rabu, 18 Juli 2018

Pemerintah Pembawa Api Neraka

Hartono Ahmad Jaiz
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita.
Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ada peringatan dari Allah Ta’ala mengenai lakon Fir’aun dan wadyabalanya, di antaranya Allah firmankan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (40) وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41) وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ [القصص/39-42]
  1. dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. 40. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. 41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. 42. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).(QS Al-Qashash/ 28: 39-42).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ayat-ayat tersebut adalah kisah nyata, peringatan kepada manusia bahwa Fir’aun dan wadya balanya yang angkuh itu telah dibinasakan oleh Allah Ta’ala. Di dunia ini pun dilaknat, sedang di akherat dijauhkan dari rahmat.
Imam Abu Bakar Al-Jazairi dalam tafsirnya Aisarut Tafaasir menjelaskan, firman Allah Ta’ala: . Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka artinya, Kami jadikan Fir’aun dan pentolan-pentolannya sebagai pemimpin-pemimpin dalam kekafiran yang diikuti oleh orang-orang yang sombong dan dhalim kapan saja dan di mana saja,yang menyeru (manusia) ke neraka dengan kekafiran, kemusyrikan dan maksiat-maksiat, yaitu hal-hal yang mengakibatkan ke neraka. Dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong bahkan dilipatgandakan bagi mereka adzab, dihinakan dan dinistakan, karena siapa saja yang mengajak kepada keburukan maka dosanya menimpa dirinya ditambah dengan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa orang yang mengikutinya sedikitpun.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, peringatan dari Allah Ta’ala ini sangat penting untuk diperhatikan, agar jangan sampai kita menjadi pengikut Fir’aun dan wadyabalanya yang menjerumuskan ke neraka. Dan masih pula ada peringatan yang datangnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits sebagai berikut:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى الأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ ».
Dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR Ahmad, rijalnya tsiqot –terpercaya menurut Al-Haitsami, juga dikeluarkan oleh Abu Daud, Ad-Darimi, dan At-Tirmidzi, ia berkata: Hadits Shahih. Al-Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah berkata, isnadnya shahih atas syarat Muslim).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, siapakah imam-imam yang menyesatkan (aimmah mudhillin) itu?
Imam Al-Munawi dalam kitabnya, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir menjelaskan,
Imam-imam yang menyesatkan (al-Aimmah al-mudhillin) artinya seburuk-buruk pemimpin, yang menyimpang dari kebenaran dan menyelewengkan kebenaran. (Al-Munawi, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir juz 2 halaman 728).
Sementara itu Al-Mubarokafuri menjelaskan, Imam-imam yang menyesatkan, artinya penyeru-penyeru kepada bid’ah-bid’ah, kefasikan (pelanggaran-pelanggaran) dan fujur (kejahatan-kejahatan). (Al-Mubarokafuri, Tuhfatul Ahwadzi, syarah Jami’ At-Tirmidzi juz 6 halaman 401).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat khawatir terhadap pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. Namun kenapa kadang di antara penerus yang mewarisi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam justru membiarkan tokoh sesat menyesatkan merajalela. Mereka mencontohi untuk mencampur adukkan antara yang haq dengan yang batil, bahkan kebatilannya itu sudah menyangkut masalah yang paling prinsipil yakni aqidah/ keyakinan alias keimanan. Mereka mencontohi untuk meremehkan keimanan, hingga mengikuti perayaan atau hari-hari besar orang kafir seperti natalan, tahun baru Masehi (Januari), Waisaknya orang Budha yang sangat benci bahkan membantai kaum Muslimin seperti Budha Myanmar membantai Muslimin Rohingya dan mengusirnya; dan bahkan para pemimpin yang mengaku Islam di sini mengada-adakan upacara kemusyrikan (dosa terbesar dan tak diampuni bila ketika hidup tidak bertaubat) seperti larung laut (bersesaji untuk syetan laut), ruwatan (bersesaji untuk syetan dinamai raksasa Betoro Kolo) dan sebagainya.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, kenyataan di sini, yang tampak adalah tidak seperti sikap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda:
« إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى الأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ ».
Sesungguhnya yang aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yang menyesatkan.” Walaupun kesesatan, penyesatan, plus pendhaliman telah dilancarkan oleh para aimmah (pemimpin, imam-imam), namun Ummat Islam ini kadang justru mendukungnya, sampai menciumi tangannya.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, di samping kekhawatiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap seburuk-buruk para pemimpin yakni al-aimmah almudhillin, para pemimpin/ imam-imam yang menyesatkan, masih pula Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir pula terhadap orang-orang yang tidak kalah burukya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
“Sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap orang munafiq yang pandai bicara.” (HR Ahmad dan Ibnu Bathah dalam Al-Ibanah, shahih sanadnya menurut Al-Albani dalam Silisilah Shahihah nomor 1013).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah. Setiap orang munafiq yang pandai bicara, telah sangat dikhawatirkan bahayanya terhadap Ummat Islam ini. Bagaimana pula apabila munafiq-munafiq yang pandai bicara itu banyak, lalu diberi kesempatan banyak pula oleh media massa untuk menyampaikan hal-hal yang sangat berbahaya bagi Ummat Islam. Dan bagaimana pula bila mereka itu berkomplot dengan pemimpin-pemimpin penyesat/ aimmah mudhillin tersebut?
Benarlah kekhawatiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bahaya dua kelompok orang itu, yaitu pemimpin-pemimpin yang menyesatkan, dan orang-orang munafiq yang pandai bicara itu.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, bagaimana pula kalau keadaannya seperti berikut ini:
  1. Para pemimpin, sebagian mereka justru ketika menjadi pemimpin, sebelumnya melalui praktek-praktek permohonan ke dukun-dukun bahkan ke kubur-kubur yang kalau meminta kepada isi kubur justru merupakan perbuatan kemusyrikan, dosa paling besar.
  2. Lalu ketika memimpin, mereka mendapat bisikan dari orang-orang munafik yang pandai bicara.
  3. Sementara itu masyarakat yang dipimpin rata-rata awam agama.
  4. Masih pula ada di antara pemimpin yang tampaknya menyemarakkan agama, namun kalau dicocokkan dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan cara pemahaman yang sesuai dengan cara para sahabat, tabi’ien dan tabi’et tabi’ien serta para ulama yang mengikuti jalannya, ternyata jauh menyimpang. Sampai Al-Qur’an dinyanyikan dengan nyanyian Jawa segala, padahal di acara resmi negara, disiarkan media massa.
  5. Sehingga Ummat Islam ini secara intern telah dikeroyok aqidahnya (keyakinannya) ditarik ke sana-sini yang tidak sesuai dengan aqidah Islam yang benar.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ketika Ummat Islam aqidahnya sudah tercabik-cabik akibat keawaman mereka dalam agama, sedang himpitan kebutuhan hidup yang mendera mereka semakin mencengkeram, atau ketika gaya hidup pun telah dirusak oleh aneka pihak hingga tidak tersisa lagi tawakkalnya kepada Allah Ta’ala, tinggal memburu nafsu bahkan cenderung menjadi hedonis, memburu nafsu untuk keni’matan pribadi; maka mereka mengejar kenikmatan dengan cara menjauhi aturan dari Allah Ta’ala.
Mereka mencari jalan pintas, tidak jauh-jauh, larinya adalah ke dukun-dukun (dengan aneka sebutannya tapi pada dasarnya dukun-dukun juga), dan juga ke tempat-tempat yang dikeramatkan, di antaranya kuburan-kuburan yang dianggap keramat. Maka ramailah kuburan-kuburan keramat di mana-mana dengan pengunjung yang dari mana-mana pula.
Celakanya lagi, tempat-tempat itu justru dipiara dan dijadikan lahan bisnis oleh aneka pihak. Sehingga sesuatu yang aslinya sangat membahayakan aqidah bahkan menjerumuskan ke neraka karena meminta kepada selain Allah bila memintanya kepada isi kubur itu, justru dianggap sebagai “tambang emas” yang perlu dijaga, dilestarikan dan dibudi dayakan. Na’udzubillahi min dzalik. Kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.
Dalam kondisi yang seperti ini, sebenarnya manusia ini terutama para pemimpin telah diingatkan dengan sangat tegas, jangan sampai ada pengkhianatan amanah. Sedangkan pengkhianatan amanah yang paling besar adalah ketika aqidah Ummat Islam yang seharusnya tetap dijaga ini justru didesak menuju kepada kemusyrikan. Yang hal itu telah disebut dalam ayat,
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/191]
dan fitnah (kemusyrikan) itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS Al-Baqarah: 191).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, ketika yang diberi amanah justru membiarkan adanya masalah ini berlangsung, maka ancaman dahsyat telah ditegaskan. Ancaman yang sangat berat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:
مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
“Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan jujur, kecuali tak bakalan mendapat bau surga.” (HR Al-Bukhari – 6617).
مَا مِنْ وَالٍ يَلِي رَعِيَّةً مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لَهُمْ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan surga baginya.” (HR Al-Bukhari- 6618).
Tinggal pertanyaannya, apakah ketika para pemimpin banyak yang menyesatkan, sedang munafiqin banyak pula yang pandai bersilat lidah, dan Ummat Islam kebanyakan adalah orang-orang yang awam agama, masih kah tersisa lagi orang-orang yang akan menegakkan Islam ini? Seandainya ada, bukankah ejekan, hinaan dan celaan bahkan tuduhan dan serangan akan menderanya?
Ternyata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan:
وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (رواه أحمد) تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط مسلم
Dan sekelompok dari ummatku akan senantiasa diatas kebenaran dan menang. Orang yang menentang mereka sama sekali tidak membahayakan mereka hingga keputusan Allah ‘Azza wajalla datang.” (HR Ahmad, sanadnya shahih atas syarat Muslim kata Syaih Syu’aib Al-Arnauth).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah, dalam pembahasan tentang al-aimmah al-mudhillin ini tentunya sekelompok Ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa di atas kebenaran dan menang itu bukan orang-orang yang dikalahkan oleh dukun-dukun, paranormal, para juru kunci kuburan yang membuat cerita dusta, tidak jelas, fiktif, dan aneka dukungan orang serta para “pasien”nya itu. Tetapi adalah orang-orang Muslim yang dimusuhi oleh para pendukung dukun-dukun dan para juru kunci itu.
Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan masih adanya sekelompok dari ummatnya yang senantiasa di atas kebenaran dan menang, pernyataan itu tidak mungkin ditujukan kepada Ummatnya yang menyelisihi beliau. Tetapi adalah orang-orang yang taat kepada apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan, dan bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang tetap mengikuti kebenaran, dan dihindarkan dari fitnah al-aimmah al-mudhillin dan munafiqiin ‘aliimil lisaan (orang-orang munafiq yang pandai bicara), di manapun dan kapanpun. Amin ya Rabbal ‘alamien.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .
===============

Pandangan Islam Terhadap Dunia

Aku Berharap Ummat Islam Segera Bersatu Dalam Satu Jama'ah Al Khilafah



www.khilafatulmuslimin.comBelajar Kepemimpinan Islam
Alhamdulillah ,Asha Sholatu Wassalamu' Ala Anbiyai Wal Mursalin, Wa Aalihi Wa Shohbihi Ajmain,Wa Ba'du:

Pembaca Yang Saya Hormati!!!

ALLAH TELAH Menciptakan dunia beserta isinya dan terlepas dari itu semua, Allah menciptakan dunia untuk tujuan tertentu. Kehidupan dunia seringkali membuat manusia terlena dan tidak mengingat bahwa kehidupan tersebut tidaklah abadi. Dalam kehidupan dunia, manusia melewati fase-fase tertentu dan dalam setiap fase kehidupan tersebut manusia mengalami berbagai macam hal.
Manusia sendiri tidak bisa mengatur apakah dirinya akan lahir didunia dan dimana ia akan dilahirkan, semuanya sudah diatur oleh Allah SWT (baca hakikat penciptaan manusia dantujuan hidup menurut islam). Suka ataupun tidak, setiap manusia yang terlahir didunia harus menjalani kehidupan dan berusaha untuk bertahan hidup dengan segala kemampuannya (baca tujuan penciptaan manusia danproses penciptaan manusia dalam islam) Tapi, apakah kita benar-benar mengerti apakah sebenarnya dunia itu dan bagaimana pandangan islam tentang dunia? Untuk mengetahuinya dengan lebih jelas, simak penjelasan berikut ini mengenai dunia menurut islam :

Hakikat Dunia Dalam Islam

Dunia menurut islam hakikatnya hanyalah permainan dan sifatnya fana atau tidak abadi. Dunia adalah tempat dimana manusia hidup dan beraktifitas serta menjalankan segala urusannya terutama untuk beribadah kepada Allah SWT (baca konsep manusia dalam islam). Dunia diciptakan oleh Allah beserta isinya untuk mendukung kehidupan manusia dan memenuhi segala kebutuhannya, meskipun demikian keindahan dunia dan segala yang ada didalamnya justru membuat manusia lupa atas tujuan penciptaannya dan melupakan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Al hadid ayat 20 bahwa dunia ini sebenarnya hanya permainan belaka, sebagaimana yang disebutkan berikut ini
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs Al Hadid ; 20)

Tipu daya Dunia

Sungguh dunia ini penuh dengan tipu daya dan muslihat dan membuat manusia terlena dibuatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga merasa khawatir apabila umatnya terpedaya oleh dunia dan melupakan kehidupan akhirat sebagai tujuan hidupnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut (baca kisah teladan Nabi Muhammad SAW dan cara makan Rasulullah )
إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها
“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian

Keutamaan Akhirat Dibandingkan Dunia

Saat ini manusia berlomba-lomba mengejar dunia dan berusaha untuk mencari kesenangan dunia dengan berbagai cara termasuk dengan cara-cara yang diharamkan (baca makanan haram menurut islam . danminuman haram dalam islam) Banyak manusia yang terperdaya dunia dan tidak menganggap bahwa dunia sebenarnya hanya tempat singgah saja dan akhirat adalah sesuatu yang seharusnya dikejar.
Terlalu larut dalam dunia justru akan membuat manusia lupa dengan akhirat dan akhirnya melupakan kewajibannya kepada Allah SWT termasuk meninggalkan shalat wajib dan ibadah lainnya.. Dibandingkan dengan dunia, akhirat adalah tempat yang kekal dan abadi jadi sudah selayaknya manusia lebih mendahulukan kepentingan akhirat dibandingkan dengan kepentingan duniawi. Allah SWT berfirman
مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا* وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’: 18-19).

Balasan Bagi Mereka Yang Mementingkan Dunia

Seringkali manusia tidak sadar bahwa ia lebih mengutamakan dunia dibandingkat akhirat dan manusia tersebut akhirnya melalaikan kewajiban kepada Allah SWT sebagaimana orang-orang kafir. Orang-orang kafir didunia gemar berfoya-foya dan bersenang-senang dengan harta yang mereka miliki (baca harta dalam islam) dan terkadang mereka juga menertawakan mereka yang berbuat amal shaleh dan bersabar atas segala ujian yang diberikan Allah SWT.
Allah sendiri menjamin bahwa orang-orang mukmin yang bersabar didunia untuk kehidupan diakhirat, mereka akan mendapat balasannya diakhirat kelak demikian juga para kaum kafir. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam ayat berikut
إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ * وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ * وَإِذَا انقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمُ انقَلَبُوا فَكِهِينَ * وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَضَالُّونَ * وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ * فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ * عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ * هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-Muthaffifin: 29-36)

Berlomba-lomba Dalam kebaikan

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya untuk manusia dan dengan tujuan agar manusia beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu selama hidup di dunia selayaknya manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu menjalankan kewajiban dan menjauhi larangannya sebagai bentuk rasa iman dan taqwa kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah dan manfaat beriman kepada Allah). Allah SWT berfirman
سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS Al Hadid 21)
Dunia ini memang nampak sangat menarik dan menggoda. Semoga kita senantiasa bisa istiqomahuntuk menjalankan kewajiban kita kepada Allah SWT.(baca juga cara agar tetap istiqomah di jalan Allah)

     
 

BUKAN NEGARA ISLAM YANG MENJADI TUJUAN, KHILAFAH ADALAH BUKTI PENGAGUNGAN MANUSIA KEPADA ALLAH

BAI'AT UMMAT ISLAM YG BERSEDIA TUNDUK DAN PATUH PADA AL JAMAA'AH KHILAFATUL MUSLIMIN

<< 48:11 Surat Al-Fath Ayat 10 (48:10) 48:9 >>  اِنَّ الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللّٰهَ ۗيَدُ اللّٰهِ فَ...