Sabtu, 13 Mei 2017

Ibu Hamil Wajib Tau

Ibu Hamil Wajib Tahu!! Inilah yang Terjadi Pada Bayi dalam Kandungan Ketika Ibunya Menangis atau Stres, BANTU SHARE YAH!!!

Jalinan batin antara bunda dan juga anak benar amat kokoh. dikala anaknya tengah dalam bahaya ataupun hadapi permasalahan, seseorang bunda lazimnya merasakan firasat dalam pribadinya. nyatanya, perihal kebalikannya pula terjalin, terlebih lagi semenjak dalam isi.

riset terkini menampilkan photo yang meyakinkan teori tekanan pikiran pada bunda berbadan dua. dikala bunda berbadan dua hadapi tekanan pikiran, bayinya hendak hadapi kecemasan seragam. perihal ini ditunjukkan dengan bakal anak yang condong memegang mukanya, serupa seseorang berusia memegang kepala kala tekanan pikiran.

teori ini sudah terdapat semenjak dahulu, tetapi fakta nyata baru ditunjukkan dalam photo yang diambil dengan mesin scanner 4d. ditunjukkan gimana bakal anak yang masih terdapat dalam isi itu memegang mulut dan juga keningnya serupa seorang yang lagi takut dan juga risau.

dokter. reissland berkata kalau terus menjadi bunda merasakan tekanan pikiran, janinnya condong mengusap penggalan alis. perihal ini bagaikan respon hormon tekanan pikiran yang dihasilkan oleh si bunda. kecemasan pada bunda pula nampak kala janjin mulai memakai tangan kiri buat memegang mukanya. perhatikan gimana ekspresi bibirnya!

luar biasa!

" untuk sebagian bunda berbadan dua tidak butuh takut hendak perihal ini, tetapi sebagian bunda berbadan dua yang lain yang gampang tekanan pikiran butuh memikirkan trik buat meredakan stress yang mereka alamiah, " kata dokter. reissland.

jalinan batin antara
bunda dan juga anak benar sudah terjalin semenjak dalam isi. stay happy and healthy, mom. youre one of the most wonderful woman on earth.

berikut merupakan sebagian bahaya tekanan pikiran yang tidak dikelola dengan baik buat kesehatan bunda dan juga bakal anak.

mempengaruhi terhadap otak bakal anak. tekanan pikiran kronis berkontribusi terhadap terdapatnya kelainan proses pembuatan otak bakal anak yang mampu merangsang permasalahan sikap pada kelanjutan perkembangan balita. tetapi, masih dibutuhkan riset yang lebih dalam buat mengonfirmasi perihal ini.

berakibat kepada berkembang kembang balita. sebagian informasi menampilkan kalau faktor tekanan pikiran kronis pada bunda berbadan dua yang tidak diiringi dengan keahlian manajemen tekanan pikiran yang baik berhubungan dengan kelahiran balita dengan berat tubuh rendah ataupun lahir prematur. perihal ini diakibatkan menyusutnya aliran darah ke rahim yang mampu secara signifikan mempengaruhi berkembang kembang bakal anak.

kelahiran prematur. tekanan pikiran pula mampu mempengaruhi plasenta bunda berbadan dua. kala bunda berbadan dua hadapi tekanan pikiran, paling utama pada trimester kesatu, plasenta tingkatkan penciptaan hormon pelepas kortikotropin (crh). hormon ini bertugas mengendalikan durasi kehamilan. kandungan hormon tersebut yang lebih besar dari sepatutnya mampu memesatkan durasi kehamilan, sampai - sampai balita berisiko lahir prematur.

berkurangnya pasokan oksigen buat bakal anak. kala bunda berbadan dua merasakan kecemasan, badannya hendak memproduksi hormon tekanan pikiran yang dapat berakibat kepada bakal anak, ialah epinephrine dan juga norepinephrine yang berimbas mengencangkan pembuluh darah dan juga kurangi suplai oksigen ke rahim.


sesungguhnya menggambarkan perihal yang wajar apabila seseorang bunda berbadan dua hadapi tekanan pikiran. tetapi, jangan perkenankan tekanan pikiran jadi berkelanjutan dan juga jadi kian parah.








(sumber: https:// yukshare- manfaat. blogspot. com/2017/02/ibu-hamil-wajib-tahu-inilah-yang. html )

مصعب بن عبد الله الزبيريBiografi Mush'ab Bin Abdullah Az-zubair,Bhs Arab i ​

مصعب بن عبد الله الزبيري

مصعب بن عبد الله الزبيري
معلومات شخصية
الحياة العملية
المهنةشاعر  تعديل قيمة خاصية المهنة (P106) في ويكي بيانات
الزبيري (156 هـ - 236 هـ) الموافق لـ (773م - 851م)
هو مصعب بن عبد الله بن مصعب بن ثابت بن عبد الله بن الزبير، أبو عبد الله، عالم بالنسب والحديث وأيام العرب، علامة بالأنساب، غزير المعرفةبالتاريخ، ثقة في الحديث، وله شعر حسن. وأمُّه هيّ أمةُ الجبَّار بنت إبراهيم بن جعفر بن مصعب بنالزبير بن العوام.

حياته وصفاتهعدل

ولد بالمدينة عام 156 هـ الموافق لسنة 773م، وسكنبغداد، وتوفي بها عام 236 هـ الموافق لسنة 851م.[1]
كان أوجه قريش مروءة وعلما وشرفا.
وكان ثقة في الحديث، شاعرا.

كتبهعدل

المراجععدل

وصلات خارجيةعدل

Biografi Ulama Hadits Imam Ibnu Majah

Biografi Imam Ibnu Majah

PenyusunKitab Sunan Ibnu Majah

sampul kitab sunan Ibnu Majah
Sampul kitab 
Sunan Ibnu Majah
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ar-Rabi’ bin Majah Al-Qazwinî Al-Hâfidz, atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Majah, dengan Kuniyah Abu ‘Abdullâh, adalah seorang ulama ahli hadis yang telah mengumpulkan hadits, karyanya yang paling dikenal adalah menyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini termasuk dalam kelompok kutubus sittah.

Ibnu Majah  lahir pada tahun 207 H / 209 H di daerah Qazwin (salah satu kota yang terkenal di kawasan ‘Iraq). Sebutan Majah dinisbatkan kepada ayahnya Yazid, yang juga dikenal dengan sebutan Majah Maula Rab’at. Ada juga yang mengatakan bahwa Majah adalah ayah dari Yazid. Walaupun demikian, tampaknya pendapat pertama yang lebih shahih. Kata “Majah” adalah gelar ayah Muhammad, bukan gelar kakeknya, seperti diterangkan penulis Qamus jilid 9, hal. 208. Ibn Katsr dalam Al-Bidayah wan-Nibayah, jilid 11, hal. 52.


Menimba ilmu

Imam Ibnu Majah mulai menginjakkan kakinya di dunia pendidikan sejak usia remaja, dan menekuni pada bidang hadits sejak menginjak usia 15 tahun pada seorang guru yang ternama pada kala itu, yaitu Ali bin Muhammad At-Tanafasy (wafat tanggal 233 H). Bakat dan minat yang sangat besar yang dimilikinyalah yang akhirnya membawa Imam Ibnu Majah berkelana ke penjuru negeri untuk menelusuri ilmu hadits. Sepanjang hayatnya beliau telah mendedikasikan pikiran dan jiwanya dengan menulis beberapa buku Islam, seperti buku fikih, tafsir, hadits, dan sejarah.

Dalam bidang sejarah Imam Ibnu Majah menulis buku “At-Târîkh” yang mengulas sejarah atau biografi para muhaddits sejak awal hingga masanya, dalam bidang tafsir beliau menulis buku “Al-Qur’ân Al-Karîm” dan dalam bidang hadits beliau menulis buku “Sunan Ibnu Majah”. Disayangkan sekali karena buku “At-Târîkh” dan “Al-Qur’ân Al-Karîm” tidak sampai pada generasi selanjutnya karena dianggap kurang monumental.


Rihlah beliau

Ibnu Majah meniti jalan ahli ilmu pada zaman tersebut, yaitu mengadakan rihlah dalam rangka menuntut ilmu. Maka beliau pun keluar meninggalkan negrinya untuk mendengar hadits dan menghafal ilmu. Berkeliling mengitari negri-negri islam yang menyimpan mutiara hadits. Bakat dan minatnya di bidang Hadis makin besar. Hal inilah yang membuat Ibnu Majah berkelana ke beberapa daerah dan negri guna mencari, mengumpulkan, dan menulis Hadis.

Puluhan negri telah ia kunjungi, antara lain: Khurasan; Naisabur dan yang lainnya. Ar Ray
Iraq; Baghdad, Kufah, Wasith dan Bashrah. Hijaz; Makkah dan Madinah. Syam; damasqus dan Himsh. Mesir


Guru-guru beliau

Ibnu Majah sama dengan ulama-ulama pengumpul hadits lainnya, beliau mempunyai guru yang sangat banyak sekali. Diantara guru beliau adalah; ‘Ali bin Muhammad ath Thanâfusî, Jabbarah bin AL Mughallas, Mush’ab bin ‘Abdullah az Zubair, Suwaid bin Sa’îd, Abdullâh bin Muawiyah al Jumahî, Muhammad bin Ramh, Ibrahîm bin Mundzir al Hizâmi, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Abu Bakr bin Abi Syaibah, Hisyam bin ‘Ammar, Abu Sa’id Al Asyaj.


Murid-murid beliau

Keluasan ‘ilmu Ibnu Majah membuat para penuntut ilmu yang haus akan ilmu berkeliling dalam majlis yang beliau dirikan. Maka sangat banyak sekali murid yang mengambil ilmu darinya, diantara mereka adalah: Muhammad bin ‘Isa al Abharî, Abu Thayyib Ahmad al Baghdadî, Sulaiman bin Yazid al Fami, ‘Ali bin Ibrahim al Qaththan, Ishaq bin Muhammad, Muhammad bin ‘Isa ash Shiffar, ‘Ali bin Sa’îd al ‘Askari, Ibnu Sibuyah, Wajdî Ahmad bin Ibrahîm.


Sanjungan para ulama terhadap beliau
  • Al HafizhAl Khalili menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang yang tsiqah kabir, muttafaq ‘alaih, dapat di jadikan sebagai hujjah, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadits, dan hafalan.”
  • Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir.”
  • Al Mizzi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh, pemilik kitab as sunan dan beberapa hasil karya yang bermanfa’at.”
  • Ibnu Katsîr menuturkan: “Ibnu Majah adalah pemilik kitab as Sunnan yang Masyhur. Ini menunjukkan ‘amalnya, ‘ilmunya, keluasan pengetahuannya dan kedalamannya dalam hadits serta ittibâ’nya terhadap Sunnah dalam hal perkara-perakra dasar maupun cabang

Karya-karya Imam Ibnu Majah
  • Kitab As-Sunan, yang merupakan salah satu Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits yang Pokok).
  • Kitab Tafsir Al-Qur’an, sebuah kitab tafsir yang besar manfatnya seperti diterangkan Ibn Kasir.
  • Kitab Tarikh, berisi sejarah sejak masa sahabat sampai masa Ibn Majah.

Metodologi Imam Ibnu Majah

Dalam menulis buku Sunan ini, Imam Ibnu Majah memulainya terlebih dahulu dengan mengumpulkan hadits-hadits dan menyusunnya menurut kitab atau bab-bab yang berkenaan dengan masalah fiqih, hal ini seiring dengan metodologi para muhadditsîn yang lain. Setelah menyusun hadits tersebut, imam Ibnu Majah tidak terlalu memfokuskan ta’lîqul Al-Hadits yang terdapat pada kitab-kitab fikih tersebut, atau boleh dikatakan beliau hanya mengkritisi hadits-hadits yang menurut hemat beliau adalah penting.

Seperti kebanyakan para penulis kitab-kitab fikih yang lain, dimana setelah menulis hadits mereka memasukkan pendapat para ulama fâqih setelahnya, namun dalam hal ini Imam Ibnu Majah tidak menyebutkan pendapat para ulama fâqih setelah penulisan hadits.

Sama halnya dengan imam Muslim, imam Ibnu Majah ternyata juga tidak melakukan pengulangan hadits berulang kali kecuali hanya sebahagian kecil saja dan itu penting menurut beliau.

Ternyata kitab Sunan ini tidak semuanya diriwayatkan oleh Ibnu Majah seperti perkiraan orang banyak selama ini, tapi pada hakikatnya terdapat di dalamnya beberapa tambahan yang diriwayatkan oleh Abu Al-Hasan Al-Qatthany yang juga merupakan periwayat dari “Sunan Ibnu Majah”. Persepsi ini juga sejalan pada “Musnad Imam Ahmad”, karena banyak orang yang menyangka bahwa seluruh hadits di dalamnya diriwayatkan seluruhnya oleh beliau, akan tetapi sebahagian darinya ada juga yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dan sebahagian kecil oleh Al-Qathî’î, namun imam Abdullah lebih banyak meriwayatkan dibanding dengan Al-Qathî’î. Namun dalam pembahasan kali ini kita kita tidak berbicara banyak seputar “Musnad Imam Ahmad”, karena biografi dan metodologi beliau telah diulas pada diskusi sebelumnya.

Ketika Al-Hasan Al-Qatthâny mendapatkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Sya’bah dengan perantara perawi lainnya, dan pada hadits yang sama juga beliau mendapatkan perawi selain gurunya Ibnu Majah, maka hadits ini telah sampai pada kategori hadits Uluwwu Al-Isnâd meskipun beliau hanya sebatas murid dari sang imam Ibnu Majah, namun derajatnya sama dengan gurunya dalam subtansi Uluwwu Al-Hadîts tersebut, ada juga berhasil disusun oleh sang imam dengan uraian sebanyak 32 kitab menurut Zahaby, dan 1500 bab menurut Abu Al-Hasan Al-Qatthâny serta 4000 hadits.


Sekilas Tentang Kitab “Sunan Ibnu Majah”

Para ulama memandang bahwa kitab hadits Imam Ibnu Majah “Sunan Ibnu Majah” sebagai kitab keenam dari Kutubussittah setelah Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Jami’ at-Tirmidzi dan Sunan an-Nasa`i.

Ada baiknya terlebih dahulu untuk membedah data buku monumental ini. Agar kita lebih terkesan dan tertarik lagi untuk menginfestasikan diri kita pada bidang hadits.

Buku hadits yang dikarang oleh Imam Ibnu Majah ini dikenal dengan nama “Sunan Ibnu Majah”. Karena termasuk buku yang telah menyita perhatian bagi umat Islam, sehingga Abu Al-Hasan Muhammad Shâdiq bin Abdu Al-Hady As-Sanady (wafat tahun 1138) pun mendedikasikan pikirannya untuk men-syarah buku ini yang kemudian akhirnya di-ta’lîq oleh Fuad Abdu Al-Bâqy.

Kitab ini memiliki keistimewaan yang patut diberikan applause, berkat kegigihan imam Ibnu Majah dalam menciptakan karya yang terbaik dan bermanfaat bagi Muslim sedunia, dapat kita lihat bahwa buku ini memiliki susunan yang baik dan tidak ada pengulangan hadits yang serupa kecuali memang dianggap penting oleh sang Imam. Shiddîq Hasan Khân dalam kitab ‘Al-Hittah’ berkata, “Tidak ada ‘Kutubu As-Sittah’ yang menyerupai seperti ini (baca : Kitab “Sunan Ibnu Majah”), karena ia menjaga sekali adanya pengulangan hadits-hadits, walaupun ada itupun hanya sebahagian kecil saja. Seperti imam Muslim R.A. halnya yang mendekati buku ini. Dimana beliau tidak mengadakan pengulangan hadits dalam beberapa sub judul kitab, tapi beliau mengulang hadits tersebut dalam hanya dalam satu judul.

Buku “Sunan Ibnu Majah” terdiri dari 32 (tiga puluh dua) kitab menurut Al-Zahabî, dan 1500 (seribu lima ratus) bab menurut Abu Al-Hasan Al-Qatthanî, dan terdiri dari 4000 (empat ribu) hadits menurut Az-Zahabî. Tapi kalau kita teliti ulang lagi dengan melihat buku yang di-tahqîq oleh Muhammad Fuad Abdul Bâqî rahimahullah, bahwa buku ini berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) kitab selain dari muqaddimah, berarti kalau ditambah dengan muqaddimah maka jumlahnya 38 (tiga puluh delapan) kitab. Sedangkan jumlah babnya terdiri dari 1515 (seribu lima ratus lima belas) bab dan 4341 (empat ribu tiga ratus empat puluh satu) hadits. Hal ini disebabkan adanya perbedaan nasakh.

Kitab hadits yang terdiri dari 4341 (empat ribu tiga ratus empat puluh satu) hadits ini ternyata 3002 (tiga ribu dua) hadits diantaranya telah di-takhrîj oleh Imam Bukhari, MuslimAbu DaudTirmidziNasai dan yang lainnya. Dan 1239 (seribu dua ratus tiga puluh sembilan) hadits lagi adalah tambahan dari Imam Ibnu Majah.

Klasifikasi hadits tersebut adalah :
  • Empat ratus tiga puluh delapan hadits diriwayatakan oleh para rijâl yang terpercaya dan sanadnya shahih.
  • Seratus sembilan puluh sembilan hadits sanadnya adalah hasan
  • Enam ratus tiga belas hadits sanadnya dho’îf
  • Sembilan puluh sembilan hadits sanadnya adalah mungkar, wâhiah dan makzhûbah

Wafatnya Imam Ibnu Majah

Imam Ibnu Majah wafat pada hari Senin tanggal 22 Ramadhan 273 H/887 M. Almarhum dimakamkan hari Selasa di tanah kelahirannya Qazwîn, Iraq.

Ada pendapat yang mengatakan beliau meninggal pada tahun 275 H, namun pendapat yang pertama lebih valid. Walaupun beliau sudah lama sampai ke finish perajalanan hidupnya, namun hingga kini beliau tetap dikenang dan disanjung oleh seluruh umat Islam dunia. Dan ini adalah bukti bahwa beliau memang seorang ilmuan sejati.

Sumber:
http://bukuensiklopediahadits.blogspot.com/2013/04/biografi-imam-ibnu-majah.html
http://www.lidwa.com/2011/biografi-imam-ibnu-majah/

BUKAN NEGARA ISLAM YANG MENJADI TUJUAN, KHILAFAH ADALAH BUKTI PENGAGUNGAN MANUSIA KEPADA ALLAH

BAI'AT UMMAT ISLAM YG BERSEDIA TUNDUK DAN PATUH PADA AL JAMAA'AH KHILAFATUL MUSLIMIN

<< 48:11 Surat Al-Fath Ayat 10 (48:10) 48:9 >>  اِنَّ الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللّٰهَ ۗيَدُ اللّٰهِ فَ...