Selasa, 23 Oktober 2018
PENYESALAN PENGHUNI NERAKA AKIBAT SAAT DI DUNIA SALAH MEMILIH PEMIMPIN
PENYESALAN PENGHUNI NERAKA AKIBAT SAAT DI DUNIA SALAH MEMILIH PEMIMPIN
_________________________________
Sesungguhnya manusia itu pada hari kiamat,kelak akan di bangkitkan sesuai dengan pemimpinnya masing2 saat mereka masih di dunia.
Allah berfirman:
يَوْمَ نَدْعُوا كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلا
(Ingatlah) suatu hari (Yang di hari itu) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa yang diberikan kitab (catatan amalannya) di tangan kanannya, maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.
(QS: Al-Isra' 71).
Orang-orang yang saat di dunia mengikuti pemimpin yang benar,maka ia ada menerima catatan amalnya dari sebelah kanannya,lalu ia akan membaca kitab catatan amalnya,dan ia tidak akan di rugikan.
Namun bagi orang-orang yang saat di dunia salah dalam memilih pemimpin,yaitu mengikuti pemimpin dalam kesesatan,maka kelak ia akan di bangkitkan dari kematian dan di kumpulkan di padang mahsyar menunggu hisab sesuai dengan pemimpinnya masing-masing saat di dunia,dan saat di masukkan kedalam neraka pun ia akan bersama-sama dengan pemimpinnya tersebut,namun sayangnya pemimpin yang saat di dunia di ikutinya itu akan berlepas diri dari tanggung-jawab atas penyesatan yang di lakukan terhadapnya,dan kemudian segala jalinan hubungan di antara mereka pun terputus sama-sekali.
Allah berfirman:
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأسْبَابُ
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.
(QS: Al-Baqarah 166).
Setelah ia tahu bahwa pemimpin kesesatan yang di ikutinya saat di dunia berlepas diri dari tanggung-jawab atas penyesatannya,dan setelah segala jalinan yang pernah ada di antara mereka pun terputus sama sekali,termasuk di antaranya adalah jalinan dinas dalam kepemimpinan pemimpin kesesatan tersebut sebagai bentuk loyalitas seorang bawahan kepada atasan,akhirnya ia pun menyesal lalu berharap jika seandainya ia bisa kembali lagi kedunia,maka ia akan berlepas diri dari pemimpinnya tersebut,sebagaimana saat itu ia pun berlepas diri darinya.
Akan tetapi sangat di sayangkan,nasi telah menjadi bubur,saat ia sudah di masukkan kedalam neraka,maka ia tidak akan mungkin dapat kembali lagi kedunia,dan akhirnya amalan atau loyalitas yang pernah di berikannya kepada pemimpin kesesatannya saat di dunia itu pun kemudian menjadi sesalannya,dan sekali-kali ia tidak akan bisa keluar dari neraka itu.
Allah berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.
(Al-Baqarah 167).
Lalu seseorang bertanya.
"Pak ustadz,termasuk kedalam jenis dosa apakah seseorang yang berloyal kepada pemimpin kesesatan itu sehingga pelakunya akan di masukkan kedalam neraka,dan sekali-kali ia tidak akan bisa keluar darinya?!".
Tayyib,sesungguhnya dosa berloyal kepada pemimpin kesesatan adalah termasuk dosa yang paling besar,yaitu dosa kesyirikan.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 165,sebelum ia berfirman dalam kedua ayat yang di sebutkan atas,yang bunyinya seperti ini:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
(QS: Al-Baqarah 165).
Dalam ayat di atas Allah berfirman,
Bahwasanya di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah,mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah...
Arti dari orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah,yaitu adalah adanya orang-orang yang menyembah tuhan-tuhan yang lain selain Allah.
Lalu mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah,itu artinya mereka menganggap bahwa tuhan-tuhan lain selain Allah yang mereka sembah itu sama agungnya dengan Allah,sehingga rasa cintanya kepadanya sama besarnya dengan rasa cintanya kepada Allah.
Lalu Allah berfirman,
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan itu seluruhnya milik Allah,dan bahwa Allah sangat berat siksaanya (tentu mereka akan menyesal).
Maksud dari sebutan orang-orang dzalim dalam ayat di atas,bahwa orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah,yang tandingan-tandingan itu mereka cintai sebagaimana mereka mencintai Allah,maksudnya mereka itu adalah orang-orang musyrik,karena orang-orang tersebut menyembah tuhan-tuhan yang lain selain Allah,dan mereka pun mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Lalu di jelaskan dalam ayat 166-167 pada surat yang sama di atas,bahwa tandingan-tandingan selain Allah yang mereka sembah dan mereka cintai sebagaimana mereka mencintai Allah itu,sejatinya mereka adalah pemimpin-pemimpin kesesatan,yang kemudian mereka berlepas diri dari tanggung-jawab atas penyesatannya yang mereka lakukan kepada pengikutnya saat masih di dunia.
Kemudian setelah itu seseorang bertanya lagi.
"Pak ustadz,memangnya berloyal kepada pemimpin kesesatan itu apakah berarti sama halnya dengan menyembah mereka?!".
Tayyib,betul,berloyal kepada pemimpin kesesatan,mengikuti segala perintahnya,baik perintahnya itu benar atau salah,itu artinya adalah sama saja dengan menyembah mereka.
Dalilnya adalah firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 31,berkaitan dengan kebiasaan ahli kitab (yahudi & nasrani) yang suka mengikuti setiap perkataan orang-orang alimnya dan rahib-rahibnya,dalam hal menghalalkan apa yang telah di haramkan Allah,dan mengharamkan apa yang telah di halalkan Allah.
Allah berfirman:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain-Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(QS: At-Taubah 31).
Di kisahkan suatu ketika Rasulullah saw membaca surat At-Taubah ayat 31 di atas di hadapan Adiy bin Hatim,yang mana sebelum Adiy bin Hatim ini menjadi muslim,sebelumnya ia adalah seorang nasrani.
Dalam kisah itu rasulullah saw bersabda:
"Mereka (yahudi dan nasrani) menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahibnya sebagai arbab = tuhan-tuhan selain Allah....".
Mendengar rasulullah saw membaca ayat ini,lalu Adiy bin Hatim berkata atas nama kaum nasrani,menyangkal bahwa kaum nasrani itu menyembah orang-orang alimnya.
Sebab selama ia menjadi orang nasrani,ia dan kaum nasrani merasa tidak pernah menyembah orang-orang alim mereka itu.
Setelah itu lalu rasulullah saw memberi penjelasan kepada Adiy bin Hatim akan hakikat perbuatannya dan kaum nasrani yang suka menaati orang-orang alimnya dalam hal mengharamkan apa yang di halalkan Allah,dan menghalalkan apa yang di haramkan Allah,bahwa hal itu adalah termasuk bentuk peribadatan kepada mereka.
Rasulullah saw bersabda:
"...Tidak, sesungguhnya mereka mengharamkan hal yang halal bagi para pengikutnya dan menghalalkan hal yang haram bagi mereka, lalu mereka mengikutinya; yang demikian itulah ibadah mereka kepada orang-orang alim dan rahib-rahib mereka".
Dan hadits lengkap tentang kisah itu ada di bawah ini.
أَنَّهُ لَمَّا بَلَغَتْهُ دَعْوَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فرَّ إِلَى الشَّامِ، وَكَانَ قَدْ تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَأُسِرَتْ أُخْتُهُ وَجَمَاعَةٌ مِنْ قَوْمِهِ، ثمَّ منَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُخْتِهِ وَأَعْطَاهَا، فَرَجَعَتْ إِلَى أَخِيهَا، ورَغَّبته فِي الْإِسْلَامِ وَفِي الْقُدُومِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَدِمَ عَدِيّ الْمَدِينَةَ، وَكَانَ رَئِيسًا فِي قَوْمِهِ طَيِّئٍ، وَأَبُوهُ حَاتِمٌ الطَّائِيُّ الْمَشْهُورُ بِالْكَرَمِ، فتحدَّث النَّاسُ بِقُدُومِهِ، فَدَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي عُنُقِ عَدِيّ صَلِيبٌ مِنْ فِضَّةٍ، فَقَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ: {اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} قَالَ: فَقُلْتُ: إِنَّهُمْ لَمْ يَعْبُدُوهُمْ. فَقَالَ: "بَلَى، إِنَّهُمْ حَرَّمُوا عَلَيْهِمُ الْحَلَالَ، وَأَحَلُّوا لَهُمُ الْحَرَامَ، فَاتَّبَعُوهُمْ، فَذَلِكَ عِبَادَتُهُمْ إِيَّاهُمْ". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا عَدِيُّ، مَا تَقُولُ؟ أيُفرّك أَنْ يُقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ؟ فَهَلْ تَعْلَمُ شَيْئًا أَكْبَرَ مِنَ اللَّهِ؟ مَا يُفرك؟ أَيُفِرُّكَ أَنْ يُقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؟ فَهَلْ تَعْلَمُ مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ"؟ ثُمَّ دَعَاهُ إِلَى الْإِسْلَامِ فَأَسْلَمَ، وَشَهِدَ شَهَادَةَ الْحَقِّ، قَالَ: فَلَقَدْ رأيتُ وَجْهَهُ اسْتَبْشَرَ ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ الْيَهُودَ مَغْضُوبٌ عَلَيْهِمْ، وَالنَّصَارَى ضَالُّونَ"
bahwa ketika sampai kepadanya dakwah dari Rasulullah Saw., ia lari ke negeri Syam. Sejak zaman Jahiliah ia telah masuk agama Nasrani, kemudian saudara perempuannya ditahan bersama sejumlah orang dari kaumnya. Lalu Rasulullah Saw. menganugerahkan kebebasan kepada saudara perempuan Adiy ibnu Hatim dan memberinya hadiah. Saudara perempuan Adiy ibnu Hatim kembali kepada saudara lelakinya dan menganjurkannya untuk masuk Islam dan menghadap kepada Rasulullah Saw. Akhirnya Adiy datang ke Madinah. Dia adalah pemimpin kaumnya, yaitu kabilah Tayyi'; dan ayahnya (yaitu Hatim At-Tai') terkenal dengan kedermawanannya. Maka orang-orang Madinah ramai membicarakan kedatangan Adiy ibnu Hatim. Adiy masuk menemui Rasulullah Saw, sedangkan pada leher Adiy tergantung salib yang terbuat dari perak. Saat itu Rasulullah Saw. sedang membacakan firman-Nya: Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan-tuhan selain Allah.(At-Taubah: 31) Adiy melanjutkan kisahnya, bahwa ia menjawab, "Sesungguhnya mereka tidak menyembahnya".
Rasulullah Saw. bersabda: Tidak, sesungguhnya mereka mengharamkan hal yang halal bagi para pengikutnya dan menghalalkan hal yang haram bagi mereka, lalu mereka mengikutinya; yang demikian itulah ibadah mereka kepada orang-orang alim dan rahib-rahib mereka. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Hai Adiy, bagaimanakah pendapatmu, Apakah membahayakan bila dikatakan Allah Maha besar?, Apakah kamu mengetahui sesuatu yang lebih besar daripada Allah bila Allah menimpakan bahaya kepadamu?, Apakah membahayakanmu bila dikatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah?, Apakah kamu mengetahui ada Tuhan selain Allah?". Rasulullah Saw. mengajaknya masuk Islam. Akhirnya Adiy masuk Islam dan mengucapkan syahadat yang benar. Adiy melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu ia melihat wajah Rasulullah Saw. bersinar ceria, lalu bersabda: Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu dimurkai dan orang-orang Nasrani itu orang-orang yang sesat.
HR: Ahmad,At-Tirmidzi dan Ibnu Jarir.
Dan kesimpulan dari surat At-Taubah ayat 31 dan hadits di atas,bahwasanya mentaati pemimpin dalam hal mengharamkan apa yang telah di halalkan Allah,atau menghalalkan apa yang telah di haramkan Allah,hal itu artinya adalah sama saja dengan menyembah mereka,dan menyembah mereka artinya berbuat syirik kepada Allah,dan berbuat syirik kepada Allah dosanya mengekalkan pelakunya di neraka,sehingga dalam surat Al-Baqarah ayat 166 di atas,Allah katakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan keluar dari neraka.
Kemudian saat orang-orang musyrik itu di siksa di neraka dengan cara wajahnya di bolak-balikkan dalam panas api neraka,mereka pun berkata dalam penyesalannya,
"Alangkah baiknya andai kami dahulu taat kepada Allah dan taat kepada rasul".
Allah berfirman:
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَ
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula)kepada Rasul”.
(QS: Al-Ahzab 66).
Itulah penyesalan penghuni neraka akibat tidak taat kepada Allah dan rasulnya.
Dan ketidak taatan penghuni neraka kepada Allah dan rasulnya yang di siksa dengan cara wajahnya di bolak-balikkan di neraka itu,ternyata hal itu karena mereka mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar mereka yang sesat,sehingga mereka pun di sesatkan olehnya.
Allah berfirman:
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَ
Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
(QS: Al-Ahzab 67).
Kemudian mereka pun memohon kepada Allah agar pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesarnya yang telah menyesatkannya itu di siksa dengan siksaan dua kali lipat dari siksaan yang di terimanya.
Allah berfirman:
رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
. Ya Tuhan kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.
(QS: Al-Ahzab 68.
Akan tetapi kemudian Allah menjawab permohonan mereka bahwa keduanya,yaitu pemimpin-pemimpin + pembesar-pembesar yang menyesatkan,dan pengikut-pengikut yang di sesatkan sama-sama akan mendapat siksaan yang berlipat ganda.
قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ فِي النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لأولاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ
Allah berfirman,"Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kalian. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya), sehingga apabila mereka masuk ke dalam semuanya, berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu, "Ya Tuhan kami. mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka.” Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda,akan tetapi kalian tidak mengetahui”.
(QS: Al-A'raf 38).
Inilah gambaran orang-orang yang saat di dunia salah di dalam memilih pemimpin.
Mana kala mereka salah di dalam memilih pemimpin,yaitu memilih pemimpin yang mengajak kepada kesesatan,kelak di akhirat pemimpin yang di ikutinya akan berlepas diri dari tanggung-jawab atas penyesatannya,dan kemudian mereka dan pemimpin yang menyesatkannya akan sama-sama di masukkan kedalam neraka,dan masing-masing dari mereka akan mendapat siksaan yang berlipat ganda,dan mereka tidak akan bisa keluar darinya.
Kemudian ada pun contoh pemimpin-pemimpin yang menyesatkan pada zaman dahulu adalah Fir'aun.
Fir'aun termasuk pemimpin-pemimpin yang menyesatkan karena salah satunya ia adalah sosok pemimpin yang menentang ajaran islam yang di bawa rasulullah Musa as,dan malahan ia mendakwakan dirinya sebagai Rabb atau tuhan yang paling tinggi.
Allah berfirman:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Dan berkata Fir’aun, "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat. Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang yang pendusta.
(QS: Al-Qashash 38).
وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ
" dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi(Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.
(QS: Al-Qashash 39).
Allah berfirman:
فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ
Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.
((QS-Qashash 40).
Lalu Allah berfirman bahwa Fir'aun dan bala tentaranya itu di jadikannya sebagai pemimpin-pemimpin yang menyeru manusia ke neraka.
Allah berfirman:
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.
(QS: Al-Qashash 41).
Dalam ayat di atas Fir'aun dan bala-tentaranya Allah nyatakan sebagai pemimpin-pemimpin yang menyeru ke neraka.
Maka agar selamat dari siksa neraka,sudah semestinya kita harus lebih hati-hati agar jangan sampai memilih pemimpin-pemimpin seperti sosok Fir'aun,yang mana ciri-ciri sosok Fir'aun itu yaitu menetang dakwah islam yang di bawa oleh rasulullah Musa as,dan kemudian mendakwakan dirinya sebagai Rabb atau tuhan selain Allah.
Kemudian contoh pemimpin-pemimpin yang menyesatkan zaman dahulu selanjutnya adalah Abu Jahal cs pada zaman rasulullah Muhammad saw.
Abu Jahal cs adalah sosok pemimpin kaum quraiys yang menentang ajaran islam yang di bawa oleh rasul Muhammad saw.
Mereka menolak,mengusir dan memerangi pembawa ajaran islam,padahal ajaran islam adalah ajaran kebenaran yang berasal dari Allah,karena itu kemudian mereka itu termasuk pemimpin-pemimpin yang mengajak pada kesesatan yang menyeru ke neraka.
Ada pun contoh pemimpin-pemimpin kesesatan zaman sekarang yang kita mesti berlepas diri darinya,agar kita tidak termasuk sebagai orang-orang yang menyembahnya,adalah siapa saja yang menentang dakwah islam.
Siapa saja yang menolak,mengusir atau memerangi da'i-da'i yang ingin menegakkan ajaran islam,maka dia adalah pemimpin kesesatan yang kita harus berlepas diri darinya.
Kemudian ada pun contoh pemimpin-pemimpin yang kita mesti berloyal kepadanya,adalah pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Allah.
Ada pun contoh pemimpin-pemimpin yang seperti itu pada zaman dahulu adalah nabi Ibrahim dan anak-cucunya.
Allah berfirman:
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الأرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ
Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.
(QS: Al-Anbiya 71).
وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً وَكُلا جَعَلْنَا صَالِحِينَ
Dan Kami telah memberikan kepadanya(Ibrahim) Ishaq dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (dari Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh.
(QS: Al-Anbiya 72).
Lalu Allah berfirman bahwa mereka,yaitu nabi Ibrahim,Ishaq,Ya'qub dan keturunannya yang shalih Allah jadikan sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintahnya.
Dan ciri-ciri mereka,yaitu pemimpin-pemimpin yang mesti di ikuti itu adalah pemimpin-pemimpin yang berbuat kebajikan,yang menegakkan shalat,yang mendatangkan zakat,dan hanya kepada Allah sajalah mereka hanya menyembah,atau dengan kata lain mereka itu adalah pemimpin-pemimpin yang mentauhidkan Allah.
Allah berfirman:
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِي
Dan Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.
(QS: Al-Anbiya 73).
Dalam ayat lain Allah juga berfirman tentang bani isra'il yang shalih,yang di jadikannya pula sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintahnya ketika mereka bersabar,dan mereka pun yakin akan kebenaran ayat-ayatnya.
Allah berfirman:
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَلا تَكُنْ فِي مِرْيَةٍ مِنْ لِقَائِهِ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu untuk bertemu dengannya (Musa) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil.
(QS: As-Sajdah 23).
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
(Qs: As-Sajdah 24).
Inilah contoh pemimpin-pemimpin yang benar zaman dahulu yang mengajak ke surga.
Ada pun contoh pemimpin-pemimpin yang benar zaman sekarang yang mengajak kesurga yang mesti kita ikuti adalah pemimpin-pemimpin yang membawa ajaran islam yang di bawa oleh nabi Muhammad saw.
Dan mereka itu yaitu pemimpin-pemimpin yang jika terjadi perselisihan maka mereka akan merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunnah untuk menyelesaikan perkara tersebut.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Ra-sul-Nya, dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.
(QS: An-Nisa' 59).
Dan mereka itu,yaitu pemimpin-pemimpin yang jika terjadi permasalahan akan mengembalikan penyelesaian permasalahan kepada Al-Qur'an dan Sunnah adalah para Khalifah yang memimpin umat dalam sistem Kekhilafahan.
Maka pemimpin-pemimpin seperti inilah yang bila di ikuti yang akan menyelamatkan kita dari siksa neraka,maka sudah semestinya kita mengikuti pemimpin-pemimpin yang seperti mereka.
Qaala rasulullah saw:
"...Laa nabiya ba'di,fasatakuunu khulafaa'u,fataktsuru...".
"...Tidak ada nabi lagi sepeninggalku,kemudian akan ada para khalifah,sehingga berjumlah banyak...".
Langganan:
Postingan (Atom)
BUKAN NEGARA ISLAM YANG MENJADI TUJUAN, KHILAFAH ADALAH BUKTI PENGAGUNGAN MANUSIA KEPADA ALLAH
BAI'AT UMMAT ISLAM YG BERSEDIA TUNDUK DAN PATUH PADA AL JAMAA'AH KHILAFATUL MUSLIMIN
<< 48:11 Surat Al-Fath Ayat 10 (48:10) 48:9 >> اِنَّ الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللّٰهَ ۗيَدُ اللّٰهِ فَ...

-
Data Biografi Drs. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid Saya Dapatkan Ini dari akun Facebook Beliau insya Allah Saya Terjemahkan Kedalam bahasa...
-
Aku Berharap Dan Berdo'a Ummat Islam Segera Bersatu Dalam Satu Jama'ah Al Khilafah INDONESIA TITIK AWAL KEBANGKITAN ISLAM DUNIA Us...
-
Aku Berharap Dan Berdo'a Ummat Islam Segera Bersatu Dalam Satu Jama'ah Al Khilafah BAI'AT ADALAH TERMASUK SALAH SATU SYARI...