Sabtu, 13 Mei 2017

Keagungan Dan Syafaat Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam Pada Ummatnya

Jujur saya nangis  baca ini... Semoga saya mendapat syafaat beliau ...
Baca sejenak..
 Assalamualaikum..
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.
Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kmdn, penuhlah Masjid dg para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.

Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanpya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dg suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu. 

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dg manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kpd Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama."

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. 

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?"

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dg nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. 

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dg apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!."

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dg Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. 

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dg lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.
Tanpa ber-lama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi2nya, 

Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku
melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu. 

Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. 

Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dg senyum berkata:
"Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT....

Allahumma sholli 'alaa Muhammad. 
Allahumma sholli 'alayhi wassalam ...
Semoga Allah Swt. Sll meridloi kita semua, Amin 
.....
NB:
Yuk kita posting di medsos tentang keagungan Rosulullah...

⛔  jangan sampai kisah  ini kalah populer dibanding pemberitaan yg ada saat ini,

"الصلاة والسلام عليك يارسول الله....: `Assalaamu'alaikum WR WB. Bapak/Ibu dan teman-teman semuanya.
                                                                                    Seluruh dunia mencintai Nabi SAW.

*Kami ingin mengajak 500,000,000 Shalawat kepada sahabat yang mencintai Rasul Muhammad SAW.*
Dgn ribuan orang berdikir Smg negara indonesia ini diselamatkan Allah SWT
*Hanya baca dan sebarkan kepada rekan rekan*

*KITA SEMUA UMAT*
*R A S U L U L L A H  S A W*

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

*ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD, WA 'ALA AALI MUHAMMAD,* 

كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم

*KAMAA SHALLAITA 'ALA IBRAHIM, WA 'ALA AALI IBRAHIM,*

وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

*WABAARIK 'ALA  MUHAMMAD, WA 'ALA AALI MUHAMMAD,*

كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد 

*KAMAA BAARAKTA 'ALA IBRAHIM, WA 'ALA AALI IBRAHIM, FIL 'ALAMIN INNAKA HAMIDUM MAJID*

YA~ALLAAH     يا الله
YA~RAHMAAN   يا رحمن 
YA~RAHIIM    يا رحيم
YA~MALIK     يا ملك
YA~QUDDUUS   يا قدوس

YA~'AZIIZ    يا عزيز
YA~'ALIIM    يا عليم
YA~JABBAAR   يا جبار
YA~GHANIYY   يا غني
YA~LATHIIF   يا لطيف

YA~KHABIIR    يا خبير
YA~AWWAAL     يا أول
YA~AAKHIR    يا آخر
YA~BASHIIR   يا بصير
YA~SHABUUR   يا صبور

YA~SHAMAD    يا صمد
YA~MUJIIBU  يا مجيب
YA~WAAJIDU  يا واجد    
YA~RA'UUF   يا رؤوف
YA~QAADIR   يا قادر

YA~WAAHID   يا واحد
YA~HALIIM   يا حليم
YA~HAYYU    يا حي
YA~QAYYUUM  يا قيوم
YA~SALAAM   يا سلام

YA~JABBAAR   يا جبار
YA~MUTAKABBIR يا متكبر
YA~KHAALIQ   يا خالق
YA~BAARI    يا بارئ
YA~RAZZAAQ   يا رزاق

*Kirim nama ALLAH kepada semua teman Muslim dan INSHAA ALLAH dalam beberapa menit nanti ramai orang bersama sama membaca keindahan nama ALLAH*

*Tolong teruskan message ini..!*
 
*Anggaplah sebagai sedekah Jariyah..!*

*Jangan lupa untuk menghantar kepada rekan rekan anda..!*

*Tolonglah ! walaupun anda tak mau membacanya, hanya hantar kepada rekan rekan yang lain..!*

*► Astaghfirullah !*

أستغفر الله

► Astaghfirullah !

أستغفر الله

► Astaghfirullah !

أستغفر الله

*► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.*

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل
y
► Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

* Selesai membacanya, kirim kepada teman lain. Dalam beberapa menit, berjuta orang akan membaca. Anda tak akan rugi apa apa pun, biarkan sentiasa berjalan..!

SYAFAAT UNTUK SELURUH UMAT

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Saya adalah pemimpin semua orang pada hari kiamat. Tahukah kalian sebabnya apa? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak mampu memikulnya. Lantas orang-orang berkata, ‘Apakah kalian tidak tahu sampai sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian?’ Lantas sebagian orang berkata kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam ‘alaihissalam’.
Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Adam! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud kepadamu. Di samping itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’ Nabi Adam ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam’.
Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebut dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami?’ Nabi Nuh ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam’.
Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu mereka bertanya, ‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah mengetahui keadaan yang sedang kami alami?’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Musa ‘alaihissalam’.
Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi keutamaan kepadamu dengan kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Musa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Isa ‘alaihissalam’.
Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Isa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.’ Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya. ‘Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.
Lalu mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para nabi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas saya berangkat hingga saya sampai di bawah Arsy. Kemudian saya bersujud kepada Rabbku. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada selain diriku. Lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan diterima syafaatmu.’ Selanjutnya aku mengangkat kepalaku, lalu saya berkata, ‘Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku!’ Lantas dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak peru dihisab dari pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di selain pintu tersebut.’ Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Dzat yang mengauasai diriku, sesungguhnya jarak anara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra’.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1


Read more http://kisahmuslim.com/3116-nabi-muhammad-memohonkan-syafaat-untuk-seluruh-umat.html

Kamis, 11 Mei 2017

Janganlah kamu mengikuti hati Yang tertutupi oleh kegelapan kemakmuran dan kemaksiatan



Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hati orang-orang Kafir

بسم الله الر حمن الر حيم
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ


  • Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (QS. 2:6)
  • Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. 2:7)

  • .
    Hadirin,
    bagaimana mungkin kita bisa mendengarkan suatu nasehat/petunjuk, atau bagaimana kita bisa melihat ayat-ayat/tanda-tanda kekuasaan Allah, dan bagai mana kita bisa memahaminya, jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hati kita.
    قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُم مَّنْ إِلَـٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِهِ ۗ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ
    Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah ilah selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga). (QS. 6:46)
    وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
    Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 7:179)
    Hadirin;
    Allah telah menganugerahkan bagi kita penglihatan, pendengaran dan hati, dan semua itu akan diminta pertanggunganjawabnya. Karena itu kita harus dapat mempergunakannya dan menjaganya dengan baik.
    https://perhatikanlah.wordpress.com/2010/09/08/allah-mencabut-pendengaran-dan-penglihatan-serta-menutup-hati-orang-orang-kafir/
    HINANYA HATI YANG KERAS
    Berikut
    Saya Orbitkan Tausiyah​
    Ustadz Abu Ahmad Said
    Beliau Sebut kan Firman Allahta'alaa Yang Tertulis Sebagai Berikut
    أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
    Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata [az-Zumar/39:22]
    RINGKASAN TAFSIR[1]
    “Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi bertambah semangat untuk mengerjakan ajaran Islam. Dan ini adalah pertanda yang baik bagi seseorang.
    “Lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”, yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.
    “Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh”, yaitu mereka yang hatinya tidak lunak ketika diingatkan akan Allâh, tidak khusyû’, tidak paham, tidak sadar dan selalu membangkang.
    “Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” yang akan mengantarkan mereka kepada kebinasaan.
    HATI MEMILIKI SIFAT
    Setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat tersebut pun bisa berubah-ubah setiap waktu. Begitu pula hati, dia pun memiliki sifat. Hati bisa menjadi sehat dan juga bisa menjadi sakit. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
    Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allâh penyakitnya …. [al-Baqarah/2:10]
    Hati juga bisa menjadi lunak dan juga bisa menjadi sekeras batu. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
    Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi [al-Baqarah/2:74]
    Begitu pula hati bisa mengkilap, bersinar dan bisa juga menjadi hitam kelam sebagaimana diterangkan di beberapa hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Oleh karena itu, sebisa mungkin seorang Muslim memperhatikan kondisi hatinya setiap saat, jangan sampai menjadi hati yang keras atau mulai mengeras sehingga nantinya akan menjadi keras dan sulit menerima kebenaran. Na’ûdzu billâhi min dzâlik.
    BAHAYA HATI YANG KERAS
    Ayat di atas dengan jelas menerangkan bahwa orang yang hatinya keras sangat tercela dan dalam kesesatan yang nyata. Mâlik bin Dînâr rahimahullah pernah berkata, “Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras. Tidaklah Allâh Azza wa Jalla marah terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya dari mereka.[2]
    TANDA-TANDA HATI YANG KERAS ATAU MULAI MENGERAS
    Hati yang keras atau mulai mengeras memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
    1. Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, serta meremehkan suatu kemaksiatan.
    2. Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat al-Qur’ân yang dibacakan. Berbeda dengan kaum mu’minîn, hati mereka akan bergetar jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’ân atau diingatkan akan Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya:
    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allâh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabb-lah mereka bertawakkal. [al-Anfâl/8:2]
    3. Tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla . Allâh berfirman yang artinya:
    أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
    Dan tidakkah mereka (orang-orang munâfiq) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? [at-Taubah/9:126]
    4. Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allâh Azza wa Jalla
    5. Bertambahnya kecintaan terhadap dunia dan mendahulukannya di atas akhirat
    6. Tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah
    7. Bertambahnya dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
    Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik [ash-Shaf/61:5]
    8. Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan ma’ruf dan munkar.
    SEBAB-SEBAB KERASNYA HATI
    Hati menjadi keras tentu ada penyebabnya. Penyebab-penyebab kerasnya hati di antaranya adalah sebagai berikut:
    1. Kesyirikan, Kekufuran Dan Kemunafikan.
    Inilah sebab yang paling besar yang dapat menutupi hati seseorang dari menerima kebenaran. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya:
    سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا ۖ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
    Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, karena mereka telah mempersekutukan Allâh dengan sesuatu yang Allâh sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim [Ali ‘Imrân/3:151]
    2. Melanggar Perjanjian Yang Dibuat Kepada Allâh Azza wa Jalla
    Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
    (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka kami laknat mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. [al-Mâ-idah/5:13]
    Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Abu Bakr Al-Jazâiri, “Melanggarnya (perjanjian) dengan (car) tidak konsisten dengan apa yang ada di dalamnya yang berupa perintah dan larangan.”[3]
    3. Tertawa Berlebihan
    Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    لاَ تُكْثِرُوا الضَّحِكَ ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
    Janganlah kalian banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati [4]
    4. Banyak Berbicara Dan Banyak Makan
    Bisyr bin al-Hârits pernah berkata, “(Ada) dua hal yang dapat mengeraskan hati: banyak berbicara dan banyak makan.”[5]
    5. Banyak Melakukan Dosa
    Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ ، صُقِلَ قَلْبُهُ ، فَإِنْ زَادَ ، زَادَتْ ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ : [[ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ]]
    Sesungguhnya seorang Mukmin jika melakukan dosa, maka akan ada bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berhenti (dari dosa tersebut) serta memohon ampunan, maka hatinya akan mengkilap. Apabila dia terus melakukan dosa, maka bertambah pula noktah hitam itu. Itu adalah ar-rân (penutup) yang disebutkan oleh Allâh di kitab-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka [al-Muthaffifîn/83:14]
    6. Lalai Dari Ketaatan
    Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya:
    وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
    Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allâh), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allâh) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allâh). Mereka itu seperti binatang-binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai [al-A’râf/7:179]
    7. Nyanyian Dan Alat Musik
    ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata:
    الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِى الْقَلْبِ
    Lagu-laguan menumbuhkan kemunafikan di dalam hati [6]
    8. Suara Wanita Yang Menggoda
    Allâh Azza wa Jalla berfirman :
    إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
    Maka janganlah kamu tunduk (menghaluskan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik [al-Ahzâb/33:32]
    9. Melakukan Hal-Hal Yang Merusak Hati
    Hal-hal yang merusak hati sangatlah banyak. Akan tetapi, dari semua itu ada lima hal yang menjadi faktor perusak hati. Kelima hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ibnul-Qayyim rahimahullah : “Adapun lima hal yang merusak hati adalah banyak bergaul (berkumpul dengan manusia), (banyak) berangan-angan, tergantung kepada selain Allâh Azza wa Jalla , kekenyangan (banyak makan) dan (banyak) tidur. Inilah kelima hal utama yang dapat merusak hati ”[7]
    OBAT HATI YANG KERAS
    Hati yang keras juga memiliki obat agar dia bisa kembali melunak. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat melunakkan hati:
    1. Beriman kepada Allâh Azza wa Jalla dan selalu meningkatkan keimanan.
    Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
    Barangsiapa yang beriman kepada Allâh niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya [at-Taghâbun/64:11]
    2. Banyak mengingat Allâh (ber-dzikr) dan membaca al-Qur’ân dengan men-tadabburi-nya (memahami dan merenungi maknanya).
    Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
    (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah! Hanya dengan mengingati Allâh-lah hati menjadi tenteram [ar-Ra’d/13 : 28]
    3. Belajar ilmu syar’i (ilmu agama)
    Tidak diragukan lagi, bahwa ilmu syar’i dapat membimbing seseorang untuk menjadi hamba Allâh Azza wa Jalla yang bertakwa. Di awal surat Ali ‘Imrân, Allâh Azza wa Jalla memuji orang-orang yang memiliki ilmu yang dalam. Tahukah pembaca, doa apakah yang mereka ucapkan? Doa yang diucapkan oleh mereka adalah:
    رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
    Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati-hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia) [Ali ‘Imrân/3:8]
    Merekalah yang lebih tahu akan Rabb-nya bila dibandingkan orang-orang awam dan mereka juga lebih tahu bahwa hati manusia bisa berubah-ubah, sehingga mereka berdoa dengan doa tersebut.
    4. Berlindung kepada Allâh dari hati yang tidak khusyû’ dengan doa yang telah diajarkan oleh Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam , yang berbunyi:
    اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
    Ya Allâh! Aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang bermanfaat, dari hati yang tidak khusyû’, dari jiwa yang tidak kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan[8]
    5. Berbuat baik terhadap anak yatim dan orang miskin
    Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya seseorang mengadu kepada Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hatinya yang keras. Beliau Sallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:
    إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ ، فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ
    Jika engkau ingin agar hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim [9]
    6. Banyak mengingat kematian
    Diriwayatkan dari Shafiyah Radhiyallahu anhuma bahwasanya seorang wanita mendatangi ‘Âisyah Radhiyallahu anhuma dan mengadukan keadaan hatinya yang keras. Kemudian ‘Âisyah pun berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, engkau akan mendapatkan apa yang kau inginkan.” Kemudian wanita itu pun mengerjakannya. Setelah itu, dia pun mendapatkan petunjuk di hatinya dan bersyukur kepada ‘Âisyah radhiallâhu ‘anhâ.[10]
    Sa’îd bin Jubair[11] dan Rabî’ bin Abi Râsyid[12] rahimahumallâh pernah berkata:
    لَوْ فَارَقَ ذِكْرُ الْمَوْتِ قَلْبِي سَاعَةً خَشِيت أَنْ يَفْسُدَ قَلْبِي
    Seandainya mengingat kematian terpisah dari hatiku sekejap saja, saya takut hatiku akan menjadi rusak
    7. Banyak berziarah kubur
    Abu Thâlib, seorang murid Imam Ahmad, pernah berkata, “Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Abu ‘Abdillâh (Imam Ahmad) tentang bagaimana melunakkan hatinya. Beliau pun menjawab, ‘Masuklah ke dalam pemakaman dan usaplah kepala anak yatim.’.”[13]
    8. Menghadiri majlis ta’lim dan majlis nasihat
    Menghadiri majlis-majlis seperti ini sangat berpengaruh terhadap hati manusia. Mari kita perhatikan apa yang dikatakan oleh al-‘Irbâdh bin Sâriyah Radhiyallahu anhu, “Pada suatu hari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat, kemudian menghadap ke kami dan memberikan nasihat yang sangat menyentuh, yang membuat mata-mata menangis dan hati-hati menjadi takut.”[14]
    9. Menjauhi sebab-sebab terjadinya fitnah dan dosa
    Agar hati kita tidak menjadi keras, maka kita berusaha sekuat mungkin untuk menjauhi sebab-sebab terjadinya dosa atau fitnah. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla melarang para Sahabat bertanya atau meminta sesuatu hal kepada istri-istri Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali dari belakang tabir.
    Allâh Azza wa Jalla berfirman:
    وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
    Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka [al-Ahzâb/33:53]
    10. Makan makanan yang halal
    Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang, “Dengan apa hati bisa menjadi lunak?” Kemudian beliau pun menjawab, “Ya bunayya (wahai anakku)! Dengan makan makananan yang halal.”[15]
    11. Shalat malam
    12. Beribadah dan mendekatkan diri kepada Allâh di waktu sahûr (sebelum Subuh)
    13. Berteman dengan orang-orang yang soleh,
    Ibrâhim al-Khawwâsh rahimahullah pernah berkata:
    دَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أَشْيَاء : قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ, وَخَلَاءُ الْبَطْنِ, وَقِيَامُ اللَّيْلِ, وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحْرِ, وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ
    Obat hati ada lima macam, yaitu: membaca al-Qur’ân dengan men-tadabburi-nya, mengosongkan perut, shalat malam, mendekatkan diri (kepada Allâh) di waktu sahûr dan duduk-duduk (berteman) dengan orang-orang yang soleh[16]
    KESIMPULAN
    1. Hati memiliki sifat-sifat yang bisa berubah-ubah.
    2. Orang yang telah dibukakan hatinya untuk menerima agama Islam dan taat kepada Allâh tidak sama dengan orang yang berhati keras.
    3. Orang yang berhati keras akan mendapatkan ancaman yang sangat besar
    4. Orang yang berhati keras memiliki sifat-sifat tertentu seperti yang sudah dipaparkan di atas. Seyogyanya seorang Muslim selalu melakukan introspeksi diri.
    5. Hati bisa menjadi keras disebabkan oleh beberapa hal. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita menjauhi sebab-sebab tersebut.
    6. Hati yang keras pun dapat diobati dengan berbagai cara yang telah disebutkan.
    7. Orang-orang yang telah terjerumus kepada kemaksiatan atau merasa bahwa hatinya sangat keras, maka harus segera bertaubat dan Allâh akan mengampuni orang-orang yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.
    Mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allâh selalu menjaga hati kita agar tetap lunak. Amin.
    يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَطَاعَتِكَ. آمِيْن
    DAFTAR PUSTAKA
    1. Aisarut-Tafâsîr li kalâm ‘Aliyil-Kabîr. Jâbir bin Musa Al-Jazâiri.
    2. At-Tahrîr wa At-Tanwîr. Muhammad Ath-Thâhir bin ‘Âsyûr. 1997. Tunusia: Dar Sahnûn.
    3. Dzammu Qaswatil-Qalb. Al-Hâfizh Ibnu Rajab Al-Hanbali dan muqaddimah muhaqqiq-nya, Abu Maryam Thâriq bin ‘Âtif Hijâzi. Dâr Ibni Rajab.
    4. Dzammul-Hawâ. ‘Abdurrahmân bin Abil-Hasan al-Jauzi. Tahqîq : Mushthafâ ‘Abdul-Wâhid.
    5. Jâmi’ul-Bayân fî ta’wîlil-Qur’ân. Muhammad bin Jarîr ath-Thabari. Beirut: Muassasah ar-Risâlah.
    6. Ma’âlimut-tanzîl. Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ûd al-Baghawi. 1417 H/1997 M. Riyâdh:Dâr Ath-Thaibah.
    7. Madârijus-Sâlikîn. Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Beirut: Dâru Ihyâ’ At-Turâts Al-‘Arabi.
    8. Syu’abul-Îmân. Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqi. 2003 M/1423 H. Riyâdh: Maktabatur-Rusyd.
    9. Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm. Ismâ’îl bin ‘Umar bin Katsir. 1420 H/1999 M. Riyâdh: Dâr Ath-Thaibah.
    10. Dan sumber-sumber lain yang sebagian besar telah dicantumkan di footnotes.
    [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIV/1431H/2011. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
    _______
    Footnote
    [1]. Diringkas dari Tafsîr at-Thabari XXI/277-278, Tafsîr Ibni Katsîr III/334-336 dan VII/93 dan at-Tahrîr wa At-Tanwîr XXIV/63-64.
    [2]. Ma’âlimut-Tanzîl VII/115.
    [3]. Aisarut-Tafâsîr I/338.
    [4]. HR. Ibnu Mâjah no. 4193 dan yang lainnya (Dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni di Shahîh Ibni Mâjah).
    [5]. Hilyatul-Auliyâ’ VIII/350 .
    [6]. HR. al-Baihaqi dalam Syu’abil-Îmân VII/107 dan yang lainnya (Hadîts mauqûf ini dinyatakan shahîh isnâd-nya oleh Syaikh Al-Albâni dalam Silsilah Adh-Dha’îfah ketika men-takhrîj hadîts no. 2430).
    [7]. Madârijus-Sâlikîn I/343.
    [8]. HR. Muslim no. 7081 dan yang lainnya.
    [9]. HR. Ahmad no. 7576 dan 9018. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam ash-Shahîhah no. 854.
    [10]. HR. Ibnu Abi ad-Dunya (takhrîj ini dinukil dari kitab Dzammu Qaswatil-qalb).
    [11]. HR. Ahmad dalam az-Zuhd no. 2006, Hilyatul-Auliya’ IV/276 dan yang lainnya.
    [12]. HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf XIII/562 dan yang lainnya.
    [13]. Thabaqât al-Hanâbilah I/39.
    [14]. HR. Abu Dâwud no. 4607, at-Tirmidzi no. 2676 dan Ibnu Mâjah no. 43 (Hadîts ini dinyatakan shahîh oleh Syaikh Al-Albâni dalam Shahih Abi Dâwûd).
    [15]. Hilyatul-Auliyâ’ IX/182.
    [16]. Dzammul-Hawâ I/70.

    Dan Berikut Ini Kami Maktubkan Sumber Tausiyah Ustadz Abu Ahmad Said
    Sumber: https://almanhaj.or.id/3625-hinanya-hati-yang-keras.html

    Dalam Kesempatan ini saya akan bawa kan trik dan cara melembutkan Hati yang membatu atas kalian
    Bila di waktu ini, detik ini kita merasa  keras hati, lembutkanlah lagi hati dengan:
    1.Berdoa kepada Allah memohon dilembutkan hati 
    Dia-lah yang berkuasa membolak-balikkan hati, mudah bagi Allah membalikkan hati yang keras menjadi lembut.  Seberapa besar usaha yang kita lakukan untuk melembutkan hati, tidak akan berhasil bila Allah  tidak menghendakinya.   
    2.Membaca Al Quran dan mentadaburinya
    Al Quran adalah bacaan terbaik, mulia, penuh hikmah, dan terjaga kemuliaanya hingga hari kiamat.  "Sesungguhnya Al Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia.  Pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh).  Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.  Diturunkan dari Tuhan semesta alam"(QS Al Waqiah:77-80).   Al Quran berisi kisah-kisah orang terdahulu yang dapat diambil pelajaran di dalamnya.  Allah juga menceritakan tentang janji surga dan ancaman tentang neraka di dalam Al Quran.  Dengan demikian kita diingatkan kembali hakikat kehidupan ini, tentang masa lalu untuk diambil hikmahnya, tentang masa sekarang dan masa depan di akherat yang menjadikan kita akan merasa yakin dengan janji dan pertolongan Allah pada orang-orang yang bertakwa.
    3.Membaca Sirrah Nabawiyah 
    Sirrah Nabawiyah berkisah tentang kehidupan Rasulullah dari lahir hingga wafat.  Di dalamnya kita akan mendapati cerita masa kecil Rasulullah sebagai anak yatim yang mandiri, masa remaja sebagai pemuda yang dipercaya, dan masa kerasulan yang penuh perjuangan, dan ketegaran.  Dengan membacanya kita akan mengetahui betapa Rasulullah  sangat mencintai kita sebagai umatnya, bagaimanakah dengan kita?  Dengan membaca Sirrah Nabawiyah kita dapat mempelajari contoh terbaik kelembutan hati dari Rasulullah yang selalu dibimbing Allah.
    4.Memperbanyak dzikir
    "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram"(QS. Ar Ra'd:28).  Janji Allah bagi orang-orang yang berzikir mengingat Nya adalah menentramkan hati.  "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dududk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka"
    5.Mengasihi anak yatim
    "Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi shollallohu 'alaihi wa sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi."[HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254].  Seseorang yang mengasihi anak yatim berarti dia memposisikan hati dan dirinya sebagai ayah atau ibu atau saudara bagi mereka.  Maka secara naluriah akan terhimpun rasa kasih sayang dan kelembutan hati di dalamnya.  Dengan demikian tidak mengherankan bahwa salah satu hikmah menyantuni dan mengasihi anak yatim adalah memlembutkan hati. Dalam hadistnya Rasulullah bersabda "Kasihilah yang ada di bumi maka yg dilangit akan mengasihimu"
    6.Saling menasihati dalam kebaikan
    Berkumpulah bersama orang-orang sholeh,  dan pilihlah orang-orang sholeh sebagai sahabat terbaik kita.  Sahabat yang sholeh akan saling menasihati dan mengingatkan dalam kebaikan.  Nasehat adalah cinta, begitu dituturkan oleh sahabatku yang sholeh dan baik hati.  Bila kita berkumpul dengan orang yang hatinya lembut dan dekat dengan Allah niscaya kita bisa merasakan cinta mereka dalam bentuk nasehat kebaikan yang terus mengingatkan di saat kita lupa, menguatkan di saat lemah untuk kembali kuat berikatan istiqomah di jalan-Nya.  
    7.Banyak mengingat dosa dan kematian
    Dalam upaya melembutkan hati, perbanyaklah mengingat dosa dan kematian.  Dengan mengingat akan datangnya kematian, kita akan menyadari bagaimana kesiapan kita menghadapi saat itu.  Menyadari kembali dosa kita satu tahun yang lalu, kemudian satu bulan yang lalu, satu minggu yang lalu, satu hari yang lalu, satu jam yang lalu, bagaimana bila dibandingkan kualitas amal kita detik ini.  Sadar akan banyaknya dosa dan belum siapnya kita menghadapi kematian mengingatkan kita; sampai kapan kita akan mempertahankan kerasnya hati, apa yang bisa dibanggakan dengan kerasnya hati, mengingatkan akan hilangnya nikmat bermunajat kepada Allah.

    8. Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.

    9. Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah itu pasti diminta pertanggungjawabannya.

    10. Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan syaithan.

    11. Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri kita.

    12. Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat yang kita lakukan.

    13. Takut mengakhiri hidup dengan su’ul khatimah.

    14. Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.

    15. Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur.

    16. Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita lakukan.

    17. Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih halus daripada rambut
    dan lebih tajam dari pedang.

    18. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.

    19. Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.

    20. Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam sedang kita tidak bersyukur.

    21. Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.

    22. Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan kita sendiri.

    23. Kekhawatiran kita menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada
    hari timbangan ditegakkan.

    24. Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak, keluarga, suami dan harta
    kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki
    urusan ini kecuali pada Allah.

    25. Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya’ ke dalam hati, karena terkadang riya’ itu
    memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah
    pernah berkata kepada dirinya sendiri. “Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan
    ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal
    orang fasik dan riya’. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis”.

    26. Jika kita ingin sampai pada derajat ikhlas maka hendaknya akhlak kita seperti akhlak
    seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.

    27. Hendaknya kita memiliki sifat cemburu ketika larangan-larangan Allah diremehkan.

    28. Ketahuilah bahwa amal sholeh dengan keistiqomahan jauh lebih disukai Allah
    daripada amal sholeh yang banyak tetapi tidak istiqomah dengan tetap melakukan dosa.

    29. Ingatlah setiap kita sakit, bahwa kita telah istirahat dari dunia dan akan menuju akhirat
    dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.

    30. Hendaknya ketakutan pada Allah menjadi jalan kita menuju Allah selama kita sehat.

    31. Setiap kita mendengar kematian seseorang maka perbanyaklah mengambil pelajaran
    dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang
    sedang diusung.

    32. Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin rezeki kita
    sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan
    menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap
    mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan
    mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.

    33. Lihatlah dunia dengan pandangan I’tibar (pelajaran) bukan dengan pandangan
    mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.

    34. Ingatlah bahwa kita sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia. Lantas apakah kita
    sanggup menghadapi panasnya jahannam?

    35. Di antara akhlak wanita mu’minah adalah menasihati sesama mu’minah.

    36. Jika kita melihat orang yang lebih besar dari kita, maka muliakanlah dia dan katakan kepadanya, “Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka diajauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baiksedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah.”
    37. Takut akan adzab dan prahara di alam kubur.

    Hadis riwayat Aisyah ra. istri Nabi saw.:
    Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya
    Begitulah, menjaga kondisi hati untuk senantiasa istiqomah berada di jalan Allah, senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala kekerasan (hati), tidaklah mudah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan “makanan-makanan” hati, terkadang membuat hati menjadi keras, kering, lalu mati… Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.
    "Ya Allah, Sang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini pada ketaatan agamaMu", Amin Ya Robb Ya Dzaljalaali Wal Ikraam
    Sember Blog..

    BUKAN NEGARA ISLAM YANG MENJADI TUJUAN, KHILAFAH ADALAH BUKTI PENGAGUNGAN MANUSIA KEPADA ALLAH

    BAI'AT UMMAT ISLAM YG BERSEDIA TUNDUK DAN PATUH PADA AL JAMAA'AH KHILAFATUL MUSLIMIN

    << 48:11 Surat Al-Fath Ayat 10 (48:10) 48:9 >>  اِنَّ الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللّٰهَ ۗيَدُ اللّٰهِ فَ...